Polusi di Asia Sebabkan Cuaca Ekstrem di Amerika


NEW YORK - Tim peneliti mengungkap bahwa polusi udara yang berlebihan di China serta negara Asia lainnya menyebabkan perubahan cuaca ekstrem di Amerika Utara. Dampak cuaca ekstrem tersebut adalah mengganasnya badai dan suhu ekstrem di musim dingin.

Kepala tim peneliti, Yuan Wang dari California Institute of Technology, mengatakan polusi tersebut menyebabkan pertambahan ketebalan serta ketinggian awan dan membuat prespirasi menjadi lebih berat. Awan-awan yang lebih tebal dan tinggi tersebut berkumpul di atas Samudera Pasifik dan melayang ke wilayah Amerika Utara.

"Cuma ada sedikit keraguan bahwa partikel polusi dari Asia menyebabkan badai yang menyapu sepanjang Pasifik dan menyebabkan perubahan pola cuaca di Amerika dan belahan dunia lainnya," kata Wang seperti dikutip DailyMail, Jumat (18/4/2014). "Efeknya cukup dramatis," tambahnya kemudian.

Berdasarkan hasil penelitian, badai salju di barat laut Pasifik jadi 10 persen lebih besar ketimbang 30 tahun lalu. Para peneliti menggunakan data yang dilaporkan oleh badan PBB yang berfokus pada perubahan iklim alias IPCC tahun 2000 dan membandingkannya dengan data tahun 1850. Berdasarkan perbandingan data ini, tim peneliti menganalisa bahwa partikel polusi memengaruhi formasi awan yang berkaitan dengan jalur badai.

"Aerosol yang terbentuk oleh aktivitas manusia dari aktivitas ekonomi negara berkembang di Asia berdampak pembentukan badai dan sirkulasi udara global di hilir. Dan itu cenderung membuat badai lebih dalam, lebih kuat, dan lebih intens. Badai ini juga memiliki curah hujan lebih di dalamnya," pungkas Wang.
(amr)